Gunung Papandayan adalah sebuah gunung berapi yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut dan menjadi salah satu destinasi wisata alam yang populer di Indonesia. Berikut ini adalah ulasan mengenai Gunung Papandayan.
Camp David
Area parkir kendaraan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan, sudah lama dikenal dengan sebutan Camp David. Terdapat warung-warung yang dikelola masyarakat lokal di sini, Basecamp Papandayan Trip berada di antara salah satu jajarannya. Pendakianmu nanti akan dimulai dari sini.
Area Kawah Gunung Papandayan
Gunung Papandayan memiliki beberapa kawah yang masih aktif, di antaranya adalah Kawah Mas, Kawah Nangklak serta Kawah Baru yang muncul setelah erupsi tahun 2002, di bawahnya terdapat Talaga Warna yang akan terisi penuh dengan air saat musim penghujan. Di sekitarnya juga terdapat beberapa aliran sungai warna-warni, sungai ini dapat kamu saksikan sendiri pada pendakian nanti.
Hutan Mati
Salah satu kawasan eksotis di Gunung Papandayan, terbentuk akibat erupsi tahun 2002. Pada saat itu awan panas yang keluar dari lubang kawah membakar hutan cantigi yang berada di atasnya. Hawa panas itu menyisakan batang-batang kayu yang sampai saat ini masih bisa kamu lihat, kejadian itu juga sebagai bukti yang menggambarkan betapa kuatnya batang pohon cantigi.
Pondok Saladah
Camping area paling favorit para pendaki Gunung Papandayan, terdapat sumber air yang melimpah di sini. Aliran air yang cukup besar membentuk suatu rawa yang ditumbuhi banyak tanaman saladah air. Pada musim penghujan, air yang memenuhi sebagian rawa membuat saladah air tumbuh lebih subur, pada momen seperti ini kitapun bisa memasaknya nanti saat di camp.
Ghober Hoet/Lawang Angin
Hoet mengacu pada kata Hut dalam bahasa Belanda artinya pondok, memang ada cerita yang beredar di masyarakat kalau dahulu kala terdapat satu villa milik orang Belanda di kawasan ini. Sementara Ghober di Eropa biasanya adalah nama seseorang, jadi kemungkinan penamaan Ghober Hoet sebenarnya mengacu pada Pondok milik Bapak Ghober pada zaman kolonial silam.